WELCOME TO MY BLOG (it's my life)

Keep Smiling, Always Forgiving :)

Senin, 29 Agustus 2011

My first short story: Kak, Sorry I love You


“Kak, bisa jemput gw sekarang ga?” Tanya Putri ditelepon sore itu.
“Aduh maaf De, gw lagi nganter Shasha nyari buku.” Jawab Irsyad yang sudah dianggap kakak oleh Putri.
“Tapi kak, elo udah janji sama gw. Ayo dong Kak, gw takut nih banyak preman yang suka mabuk kan disini.” Kata Putri, protes.
“Maaf De, please ngerti dong. Gw juga baru dekat sama Shasha, jadi gak ada salahnya kan kali ini gw ngebatalin janji sama elo?” Jelas Irsyad, antusias.
“Oh gitu. Yaudah!” Bentak Putri kesal mengakhiri pembicaraan.

Irsyad adalah sahabat yang paling dekat dengan Putri, maka dari itu Putri memanggilnya kakak. Setiap apa yang Putri butuhkan pasti Irsyad selalu membantunya, begitupun sebaliknya. Tapi akhir-akhir ini perhatian Irsyad tersita karena kehadiran Shasha, cewek yang sudah lama ditaksir oleh Irsyad dan sekarang Irsyad dan Shasha sedang dalam proses PeDeKaTe alias pendekatan.

Dari dulu Putri sangat menyetujui kedekatan Irsyad dengan Shasha, tapi Putri melihat banyak kejanggalan selama Irsyad dan Shasha dekat, seperti salah satunya Shasha selalu tiba-tiba menghilang ketika mereka hendak pulang kerumah saat jalan kesuatu tempat. Saat Irsyad tengah sibuk mencari-carinya barulah Shasha meneleponnya dan berkata “sorry, tadi aku ketemu sama Papa, jadi aku pulang bareng Papa.”. Dan Irsyad pun memaafkannya, begitupun seterusnya.

“Ich, ngapain sih dia nungguin Shasha segala?, padahal kan kalo balik gak pernah ada tuh si Shasha.” Gerutu Putri.
“Ayo Neng, mau kemana jalan sendirian? Ikut sama Aa aja sini.” Tanya preman yang sedang mabuk sambil memegang tangan Putri.
“Ich apaan sih?. Jangan pegang-pegang tangan gw ya!” Bentak Putri seram. Raut wajahnya pun terlihat sangat ketakutan.
“Hei..hei.. pergi kamu! Jangan sentuh anak itu !” Teriak seorang hansip yang membawa pentungan.
“Apa-apaan elo ? Ini cewek punya gw. Kalau elo mau cari saja sendiri” kata preman itu ngawur.

Tung..tung..tung. hansip itu membunyikan pentungannya perlahan dan seketika preman itu berlari ketakutan. Mungkin karena dia takut diamuk masa.

“Gak apa-apa kan De?” Tanya hansip itu pada Putri
“Iya Pak. Mm..makasih ya Pak!” Jawab Putri gugup.
“De, elo kenapa? Elo gak apa-apa kan? Terdengar suara Irsyad terengah-engah. Ternyata Irsyad datang terburu-buru untuk menjemput Putri.
“Loh mas. Ini Adiknya? Dijaga dong mas, kalau tadi preman itu ngapa-ngapain dia bagaimana? Untung tadi ada saya lewat sini, saya tolongin deh.” Pamer hansip itu pada Irsyad.
“Lah itukan memang tugas elo sebagai penjaga keamanan.” Kata Irsyad pelan
“Kenapa De?” Tanya hansip itu, karena ia mendengar samar-samar suara Irsyad
“Ah nggak apa-apa Pak, terimakasih ya Pak sudah mau menolong adik saya” jawab Irsyad tertatih-tatih karena takut hansip itu malah marah dengan sindirannya.
           
Hansip itu meniggalkan mereka dan dan Irsyad langsung mendekat pada Putri.

“Puas elo? Apa lagi alasan Shasha menghilang? Karena Shasha menghilang baru elo kesini, iya kan?” Bentak Putri pada Irsyad, sebenarnya ia tidak ingin mengatakan seperti itu pada Irsyad tapi mau bagaimana lagi, kemarahannya sudah sampai ubun=ubun.
“Ya ampun De, maafin gw. Iya gw tahu gw salah, makanya gw kesini buat memastikan kalau elo lagi nggak nunggu gw disini.” Jawab Irsyad, antusias.
“Maaf.. maaf. Berapa kali elo bilang maaf sejak elo dekat dengan Shasha?” Tanya Putri, kesal. Tiba-tiba keluar air mata dari kelopak mata Putri.
“Elo nggak pernah ada Kak sekarang setiap gw butuh elo. Elo lebih mementingkan Shasha dari pada gw. Elo nggak peduli lagi sama gw. Elo berubah. Elo…..”

Tiba-tiba omongan Putri terhenti saat Irsyad mengatakan “De, elo lihat mata gw. Gw nggak akan pernah berubah. Gw bakal tetap peduli sama elo. Gw bakal tetap sayang sama elo dan gw nggak bakal melakukan kesalahan ini lagi. Gw janji De, please maafin gw.” Jelas Irsyad panjang lebar.
“Gw ingat elo kok De, lihat gw beli apa buat elo!. Tadi sambil sambil nunggu Shasha gw lihat buku ini, karena gw ingat elo jadi gw beli buku ini.” Sambung Irsyad sambil memberikan buku a 3rd serving of Chicken Soup for the Soul.

Putri sangat senang dengan penjelasan dan pemberian dari Irsyad, karena buku itu sudah lama ingin dimilikinya. Irsyad memang tahu banyak apa yang dibutuhkan Putri dan ia paling bisa membujuk Putri, jika Putri sedang marah.

Mereka pun pulang setelah Putri menghapus air matanya. Dalam benak putri seketika dia merasa takut kehilangan Irsyad dan ia juga merasa kalau ia tidak akan bisa terus menerus bersama dengan Irsyad. Putri pun langsung membuang jauh-jauh fikiran itu yang tiba-tiba melintas dibenaknya.

Keesokkan harinya Putri merasa jenuh didalam rumah, dan ia memutuskan untuk mencari udara segar dengan berjalan-jalan keluar. Diperjalanan Putri melihat Shasha sedang keluar dari sebuah mobil. Melihat itu putri langsung bergegas mengikutinya. Tidak lama kemudian Putri melihat Shasha sedang menggandeng tangan seorang pria yang dibilang cukup tampan.

“Siapa tuh?” Tanya putri penasaran. Ia pun langsung mendekati Shasha dan pria itu. “Sha, ini siapa?” Tanya Putri, heran. “Sorry, elo siapa ya? Kok bisa tahu nama gw sih?” Shasha balik Tanya ke Putri. “Jahat ya elo Sha. Ok kalau memang pura-pura nggak kenal sama gw, tapi elo khianati Kak Irsyad kalau begini caranya. Dan asal elo tahu, gw nggak akn membiarkan ada orang yang menyakiti kakak gw. Ingat itu!” suara Putri terdengar lirih. Di lain pihak Shasha malah meninggalkan Putri tanpa menjelaskan apa-apa.


Mengingat kejadian saat itu ingin sekali rasanya Putri menonjok wajah Shasha didepan Irsyad. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan karena ia tidak ingin Irsyad marah kepadanya, ia tahu bahwa Irsyad sangat menyayangi Shasha yang saat ini telah menjadi kekasihnya.

“Shasha bilang sayang sama gw kemarin dan dia minta kita tunangan secepatnya.” Suara Irsyad mendadak tinggi.

Sabtu pagi ini Irsyad dan Putri sedang duduk berdua didepan teras rumahnya Putri. Semula mereka hanya berbincang-bincang biasa. Entah bagaimana mulanya tiba-tiba Irsyad menceritakan rencana pertunangannya dengan Shasha.

“Nggak. Elo nggak boleh tunangan sama dia!” protes Putri antusias.
“Loh De. Elo kenapa? Kok elo tiba-tiba nggak setuju sih?” Tanya Irsyad heran
“Pokoknya nggak Kak. Gw nggak setuju. Elo cuma boleh mendapatan cewek yang baik-baik.” Jawab Putri dengan nada ringan.
“Baik-baik? Gw nggak mengerti apa maksud elo, memang apa yang nggak baik dari Shasha?” Tanya Irsyad semakin penasaran.

Putri mulai menceritakan apa yang terjadi. “Gw melihat Shasha sama cowok beberapa hari lalu. Mereka berdua pegangan tangan dan saat gw mendekati Shasha buat menanyakan siapa cowok itu, Shasha malah pura-pura nggak kenal sama gw.” Cerita putri kesal.

“Elo salah lihat orang kali De, gw nggak yakin cewek yang elo ceritain tadi Shasha.” Tebak Irsyad.
“Ya ampun Kak, sumpah deh itu Shasha. Masak elo nggak percaya sih sama gw,” kata Putri dengan yakin.
“Kenapa sih elo De, kayaknya yang berubah itu elo deh. Kok tega sih De, elo fitnah Shasha kayak gitu? Gw kecewa De sama elo. Elo tahu kan kalau gw sayang banget sama Shasha? Please ngertiin gw dong De,”

Irsyad tiba-tiba marah pada Putri dan membentak Putri sangat keras. Baru sekali nin Irsyad begitu sangat marah pada Putri, ia pun meninggalkan Putri sendirian didepan teras rumahnya Putri.

Berhari-hari setelah kejadian itu, Irsyad tidak pernah menemui Putri, bahkan ia tidak pernah menghubunginya. Sejak saat itu pula Putri jadi serba sibuk, ia mencari banyak kegiatan untuk menyita waktunya agar ia tidak dapat mengingat-ingat kesedihannya. Ia selalu ingin sekali menemui Irsyad dan menanyakan kabar kakaknya itu. Tapi tidak ada keberanian sedikitpun didalam diri Putri, ia takut Irsyad semakin marah padanya dan ia takut Irsyad malah mambencinya.

Seminggu sebelum pesta pertunangan Irsyad dengan Shasha, Irsyad memutuskan untuk pergi kerumah Putri, ia ingin meminta maaf pada Putri. Walau bagaimanapun Putri adalah sosok adik yang paling mengerti dirinya, ia tidak mau hanya karena kesalahpahaman hubungannya dengan Putri malah berakhir begitu saja. Sesampainya Irsyad di persimpangan jalan ia melihat Shasha sedang duduk bersandar di bahu seorang pria di taman seberang jalan. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya ia memutuskan untuk menghentikan motor yang sedang dikendarainya. Lalu ia mendekati wanita yang ia lihat tadi berharap wanita itu bukanlah Shasha. Mustahil, wanita itu benar-benar Shasha.

Tanpa basa-basi Irsyad langsung menampar Shasha dan berkata “Jadi benar apa yang diceritakan Putri, elo itu bukan cewek baik-baik. Elo nggak perlu ngasih penjelasan apa-apa ke gw, karena semuanya sudah jelas. Dan satu hal penting yang perlu elo tahu, pertunangan kita batal!”

Irsyad langsung pergi meninggalkan tempat itu dan ia langsung bergegas menuju rumahnya Putri untuk meminta maaf karena ia salah tidak mendengarkan kata-kata Putri. Ia sekarang tahu kalau ketidaksetujuan Putri dulu adalah karena Putri ingin dia mendapatkan wanita yang terbaik untuk dirinya.

Saat tiba dirumah Putri ia tidak bertemu dengan Putri, yang ia dapatkan hanyalah sebuah amplop biru bertuliskan “UNTUK KAKAK TERBAIKKU” yang diberikan oleh Mamanya Putri, katanya surat itu dari Putri. Lalu Irsyad pun permisi pulang dan sesampainya ia dirumah ia langsung membaca surat pemberian Putri.

Dear : Kak Irsyad

Kak, maafin gw ya. karena mungkin saat elo baca surat ini gw nggak ada disebelah elo. Maafin gw ya. Karena gw nggak bisa jadi adik yang sempurna buat elo. Gw tahu elo sayang banget sama Shasha, tapi elo juga harus tahu kalau gw mau apa yang elo dapet itu terbaik buat elo. Gw sayang Kak sama elo, tapi maafin gw karena rasa sayang gw ke elo ini bukan sekedar rasa sayang adik ke kakaknya, tapi rasa sayang yang lebih dari itu. Maaf ya Kak gw nggak bisa mengontrol perasaan gw.
Kak maaf juga ya, karena gw pergi nggak pamit sama elo. Selama kita nggak ketemu, gw mengisi waktu gw dengan banyak kegiatan agar waktu gw tersita dan gw nggak terus merasa sedih karena harus ingat elo. Sampai akhirnya gw mengikuti tes seleksi beasiswa di University of Urbino di Italia dang w lolos seleksi. Gw harus kesana Kak, karena gw harus belajar. Gw ingin mewujudkan impian gw dan gw ingin jadi Putri yang mandiri dan nggak terus bergantung sama orang lain. Gw nggak akan kembali ke Indonesia sebelum gw bisa mewujudkan impian gw untuk menjadi penulis pembangkit inspirasi. Gw mau elo bangga punya adik kayak gw Kak. Maafin gw ya. Jaga diri elo baik-baik. Gw sayang elo.

By: Putri

Setelah membaca surat itu Irsyad hanya bisa terdiam dan meneteskan air matanya, hanya penyesalan yang ia rasakan sejak saat itu. Dia berharap Putri dapat kembali disampingnya secepatnya.


Tidak ada komentar: